desain arsitektur yang berkelanjutan dan persiapan lahannya

hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung terciptanya lahan yang berkelanjutan (sustainable land)
minimalkan eksploitasi lahan baru yang tidak perlu
- cobalah mendahulukan untuk memperbaiki bangunan yang telah ada. memperbaiki disini maksudnya jangan asal langsung memvonis renovasi saja, kita mesti lihat juga dan pertimbangkan beberapa hal seperti perlu tidaknya merelokasi seabrek personil yang sudah ada disana untuk renovasi besar. kita harus sadari bahwa kegiatan renovasinya bisa termasuk pengupasan semua bagian interior dan insulasinya, mengganti lampu, HVAC dan jendela dll. bisa-bisa terjadi bedol desa disana.
- gunakan lahan yang terbengkalai atau rusak namun masih bisa diperbaiki. amerika pernah merubah sebuah kawasan pabrik pembuatan meriam menjadi fasilitas teknis bagi markas angkatan lautnya. tidak tanggung-tanggung, pabrik tersebut direnovasi menjadi bangunan kantor yang berkonsep efisiensi energi, pencahayaan dan hvac setinggi 3-4 lantai. tentunya konsep seperti ini sangat menarik, daripada membuka lahan baru, masih lebih baik meningkatkan yang sudah ada.
kendalikan erosi melalui peningkatan realisasi desain lansekap
- gunakan vegetasi, gradasi dan teknik lainnya untuk menstabilkan dan mencegah erosi.
- olah kembali limpahan air hujan yang terbuang pada lahan, cobalah mendesain sistem penampungan untuk air tersebut, seperti tangki air bawah tanah dan sistem pelapis tanah yang dapat meneruskan resapan air ke dalam tanah.
- buat sengkedan dan lekukan atau permainan tinggi rendah kontur lahan untuk mengurangi luapan dan limpahan air terbuang.
kurangi, kendalikan dan tanggulangi limpahan air pada lahan
- gunakan prinsip pengembangan dengan hasil dampak yang rendah
- kurangi jumlah area kedap air pada lahan tersebut.
- bila lahan tersebut di rawat dengan menggunakan pestisida, maka pertimbangkan untuk melakukan manajemen pemakaiannya untuk mengurangi polusi pestisida tersebut.
- pertimbangkan untuk menggunakan atap hijau seperti dengan lapisan rumput dan vegetasi bila memungkinkan.
pertimbangkan implikasi energi pada lahan dan orientasi bangunan
- bila memungkinkan menggunakan panel surya maka atur arah bangunan agar dapat di integrasikan dengan penggunaan aktif maupun pasif cahaya matahari. tetapi jika ini adalah bangunan yang di renovasi atau di perbaiki maka pertimbangkan untuk menanam pohon-pohonan sebagai tumbuhan peneduh.
- koordinasikan desain arsitektur yang berkelanjutan ini dengan pertimbangan keamanan lahan, termasuk pencegahan kejahatan dan musibah alam.
- manfaatkan ventilasi alami dan pola angin yang ada.
- maksimalkan penggunaan cahaya matahari di siang hari, dengan tetap menyeimbangkan kebutuhan akan panas dingin untuk suhu ruangan, sebagai efek dari banyaknya pemakaian kaca.
- cobalah untuk sebisa mungkin menggunakan kembali paving dan material sisa bongkaran.
pengurangan panas dengan metode lansekap dan desain bangunan
- maksimalkan penggunaan pepohonan yang sudah ada untuk meneduhi jalan, area parkir dan area terbuka lainnya. pastikan bahwa pengolahan lansekap terintegrasi dengan desain lahan yang aman. rencanakan agar pembentukan lahan dan lansekap sudah dimulai dari sejak proses awal sehingga dapat melindungi sebanyak mungkin sumber alami di lingkungan yang sudah ada.
- di lingkungan yang panas, beriklim kering, pertimbangkan untuk melapisi/menutup jalan, area parkir dan area terbuka lainnya dengan bahan material yang memiliki tingkat pantulan yang rendah.
- pertimbangkan untuk menggunakan atap hijau (atap rumput – seperti rumah hobbit) pada bangunan, yang bisa memberikan keuntungan lain, seperti mengurangi limpahan air hujan dan meningkatkan kualitas air itu sendiri.
akhir tulisan bagian 2
demikian posting kali ini mengenai optimasi lahan pada desain arsitektur yang berkelanjutan (sustainable architecture/sustainable land)
bersambung ke bagian 3
lihat kembali bagian 1
Disadur/diterjemahkan kembali dari berbagai sumber di internet. Semoga berguna, salam.
Terima kasih telah berkunjung, arginuring arsitek, jasa arsitek di bandung
pranala luar: desain berkelanjutan – wikipedia